Ambisi mendorongnya. Kompetisi menggerakkannya. Namun, kekuasaan ada harganya. Pagi hari menjelang dimulainya Hunger Games Kesepuluh, Coriolanus Snow yang berusia 18 tahun bersiap-siap menjadi mentor. Keluarga Snow yang dulunya jaya kini jatuh miskin. Nasib mereka bergantung pada kemampuan Coriolanus untuk menebar pesona dan mengalahkan siswa-siswa lain untuk menjadi mentor peserta yang akan memenangkan Hunger Games. Keberuntungan sepertinya tidak berpihak pada Coriolanus. Dia mendapat peserta perempuan dari Distrik 12, distrik yang dipandang sebelah mata. Takdir Corioanus dan sang peserta bertaut---setiap keputusan yang diambilnya bisa menentukan kemenangan atau kekalahan, keberhasilan atau kegagalan. Di dalam arena, para peserta berjuang sampai mati. Di luar arena, Coriolanus mulai jatuh hati pada gadis yang dimentorinya… dan dia rela berbuat apa saja, bahkan melanggar peraturan, demi bertahan hidup dan memperoleh kejayaannya. Prolog: Coriolanus mencemplungkan segenggam kubis ke panci berisi air mendidih dan bersumpah akan ada hari ia takkan makan sayuran itu lagi. Tapi bukan hari ini. Ia butuh menyantap semangkuk besar makanan berwarna pucat itu dan meminum kuahnya sampai tetes terakhir, agar perutnya tidak keroncongan selama upacara pemungutan. Ini salah satu tindakan yang dilakukan Coriolanus untuk berjaga-jaga dan menutupi kenyataan tentang keluarganya, yang meskipun tinggal di gedung apartemen paling mewah, sama miskinnya dengan gembel yang tinggal di distrik. Pada usia delapan belas tahun, keturunan keluarga Snow yang dulunya merupakan keluarga terpandang, kini hanya bisa mengandalkan akalnya untuk bertahan hidup.
18 November 2023
Balada Burung Penyanyi dan Ular (The Ballad of Songbirds & Snakes)
Tentang Admin
Katalog Buku merupakan situs review buku yang menjadi rekomendasi bagi para pecinta buku. Untuk pembelian buku, bisa Anda beli di Gramedia.com, Shopee, dan Tokopedia.
Novel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar