Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.
NEW MONEY Riba, siapa bilang?
Dalam lingkungan ekonomi berbudaya, devisa didefinisikan serupa bahan yang sedia dan secara sipil dikabulkan serupa perlengkapan imbalan jumlah pembelian bawaan-bawaan dan kebaikan-kebaikan, substansi berjasa lainnya, turut menjelang imbalan utang. Beberapa tangan juga memutuskan kebaikan devisa serupa perlengkapan pembujuk imbalan. Kesimpulannya, devisa adalah suatu komoditas yang dikabulkan sipil oleh publik serupa penyukat nilai, penukar, dan mengamalkan imbalan tangkai pembelian bawaan dan kebaikan. Pada kala yang berserempak berbicara serupa perlengkapan pengumpul substansi.
Keberadaan devisa menyisihkan pilihan perbincangan lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks dan tidak efisien. Efisiensi yang didapatkan tambah mengabdikan devisa akan memotivasi perniagaan dan donasi harkat kriya sehingga akan memperteguh daya kreasi dan kemakmuran. Namun, dengan adanya uang, manusia bisa lupa segala hal sebab dengan uang apa pun bisa dilakukan. Di dunia ini terdapat dua jenis manusia, yaitu kaya dan miskin. Keduanya seolah dipisahkan oleh sekat tak kasat mata, seolah tak ingin bersama, berusaha sekuat tenaga agar tak jatuh miskin, tetapi orang miskin menghadapi banyak rintangan dalam pencarian mereka untuk menjadi kaya. Pasalnya, ada banyak alasan yang membuat orang miskin tetap miskin. Alasan-alasan ini terkadang tidak disadari oleh orang miskin sehingga membuat orang miskin terjebak dalam situasi tersebut dan selamanya miskin. Dengan membaca buku ini Anda akan mendapat pandangan baru tentang:
- Mengapa uang membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin?
- Bagaimana uang memiliki deception of money atau tipuan uang?
- Bagaimana mempelajari uang sebagai kekuasaan?
- Bagaimana caranya mengerti ilmu kekuasaan?
- Apa rahasia tersembunyi yang membedakan pengusaha kecil dan pengusaha menengah tidak bisa membesar?
- Bagaimana cara menembus barier perdagangan?
.png)
.png)
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar