Malinau terletak di jantung Kalimantan, pulau terbesar ketiga di dunia. Wilayah Malinau sangat luas, sebagian besar terdiri dari hutan belantara. Kondisi geografisnya berat dan menantang. Warganya tinggal di area permukiman yang tersebar secara merata di seluruh Kawasan sepanjang garis perbatasan. Infrastruktur umum dan khusus bisa dikatakan hampir tidak ada. Tingkat sumber daya manusia juga sangat terbatas.
Segala tantangan dan keterbatasan itu tak pelak membuat Malinau lekat dengan stigma sebagai daerah yang terpencil, tertinggal, dan terbelakang. Satu-satunya yang membuat masyarakat memiliki daya tahan dan kekuatan adalah budaya dan kearifan lokal yang masih bertumbuh subur di tengah masyarakat.
Budaya Membangun Bangsa menunjukkan bagaimana Malinau bertransformasi dari ketertinggalannya menjadi daerah yang lebih maju. Saat ini, kesempatan kerja terbuka di desa-desa. Pendapatan dan daya beli masyarakat meningkat. Kemiskinan menurun drastis. Disparitas sosial makin kecil. Indeks Pembangunan Manusia setiap tahun melampaui target.
Salah satu kunci kemajuan Malinau adalah strategi pemerintahan yang tepat dan efektif. Pembangunan di Malinau secara strategis berorientasi pada kepentingan rakyat. Rakyat menjadi fokus dan lokus pembangunan. Kebijakan-kebijakan yang dipilih dan diimplementasikan berbasiskan rakyat. Rakyat juga terlibat secara aktif dalam pembangunan. Dengan strategi ini, selain mampu berbenah, Malinau menjadi “rumah” yang aman, nyaman, dan damai bagi seluruh rakyat yang beragam etnis, suku, dan budayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar