Deskripsi:
“Beristirahatlah sejenak sambil mencium aroma buku baru.” Setelah menjual perusahaan startup-nya, Yu-jin memilih melakukan sesuatu yang tidak termasuk dalam rencana hidupnya. Ia membeli tanah di Soyang-ri dan membuka “Soyang-ri Book’s Kitchen”, book café sekaligus penginapan. Tempat yang dikelilingi pegunungan yang damai dan danau yang indah, tempat seseorang bisa membaca buku dan menulis sepuas hati, tempat orang-orang bisa bertukar cerita dan saling menghibur, tempat seseorang bisa mengistirahatkan hati yang kacau dan menemukan kedamaian.
Orang-orang yang tersesat dalam hidup berdatangan ke Soyang-ri Book’s Kitchen, baik sengaja maupun tidak sengaja. Mereka tiba dengan pikiran galau, tetapi ketika meninggalkan Soyang-ri Book’s Kitchen, mereka pergi dengan hati yang lebih ringan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang diri mereka sendiri.
Profil Penulis:
Kim Jee-hye terlahir sebagai anak kedua dalam keluarga yang memiliki banyak anak perempuan dan tumbuh besar menjadi anak yang sangat cerewet. Ia kuliah di fakultas jurnalisme dan penyiaran karena ia bermimpi menjadi produser acara sitkom. Namun, ia dengan berani melepaskan impian itu setelah mengetahui hasil ujiannya. Ia pernah bekerja di bagian perencanaan dan pemasaran strategis di sebuah perusahaan IT, tetapi ia meninggalkan perusahaan itu pada suatu hari di musim panas ketika COVID-19 sedang merajalela. Ia kemudian mulai menulis novel sambil sesekali mengerjakan terjemahan. Semakin lama ia duduk di kafe setempat dan menulis, semakin ia mencintai dirinya sendiri.
Review Novel Book's Kitchen oleh Kim Jee-Hye
Dalam novel 'Book's Kitchen', Kim Jee-Hye menggali berbagai konsep yang berkaitan dengan diri sendiri, bangkit dari trauma, dan menemukan penghiburan dalam membaca. Kisah Yu-jin, seorang wanita muda yang menjual perusahaan rintisannya, juga menjadi kesempatan untuk menceritakan kehidupan barunya karena ia telah membeli beberapa bidang tanah di Soyang-ri. Sebagai bagian dari kehidupannya, Yu-jin telah memutuskan untuk membuka “Soyang-ri Book's Kitchen,” yang merupakan kafe, guest house, dan toko. Kisah ini mengungkapkan eksistensi baru Yu-jin setelah memiliki banyak tanah. Seperti tempat di mana seseorang harus duduk di ruangan yang elegan dengan keindahan pegunungan di sekitarnya dan danau yang damai; orang tidak bisa tidak duduk di sana dengan nyaman, bahkan menulis, bercerita, atau sekadar diam dan tenang pun bisa dilakukan.Beberapa bab berisi karakter baru yang memiliki kesadaran akan isu-isu psikologis, sama halnya dengan cara mereka menghadapi masalah pribadi mereka atau mereka yang sudah memiliki masalah di dunia di luar cerita buku dan keluarganya. Rata-rata rating yang diterima dari novel ini adalah 4.3/5, seperti yang terlihat dari jumlah ulasan dan 110 ulasan. Pembaca menyukai alur ceritanya yang menenangkan dan adegan mengatasi tantangan dan kecemasan sehari-hari. Salah satu pengulas mengatakan bahwa novel ini “enak untuk ditertawakan,” “sangat lucu,” dan “Seperti Sebelum Kopi Menjadi Dingin.” Salah satu cara dia menggambarkan buku ini adalah bahwa buku ini tidak terlalu menarik. Di sisi lain, pengulas memiliki persepsi yang berbeda tentang aspek positif atau negatif dari novel tersebut sesuai dengan pandangan kritikus mereka.
Gramedia memiliki ulasan dan memuji sampulnya, dengan mengatakan bahwa sampulnya indah secara estetika; terjemahannya juga terbaca seperti catatan harian, dan hal ini membuat kita semakin menyukai buku ini. Namun, mereka mengatakan bahwa bab-bab pertama agak membosankan dan kemudian beralih ke plot yang jauh lebih intens dan cepat pada bab ketiga. Ini akan menjadi kekurangan yang sama jika beberapa pembaca tidak dapat membaca sejumlah besar karakter dari nama dengan nama Korea, yang sulit untuk diingat selama pengalaman membaca bertingkat.
Kisah Book's Kitchen didasarkan pada berbagai karakter dan sejarah mereka yang dapat dilihat berasal dari latar belakang yang berbeda atau menghadapi tantangan tertentu saat mereka menjalani kehidupan mereka. Maka, mereka menyadari bahwa, bahkan dalam kegelapan sekalipun, masih ada harapan dan kenyamanan yang bisa dicari kembali. Jelaslah bahwa meskipun ada fitur lain, seperti latar gunung dan danau, pasti ada keindahan yang melengkapinya, dan memang ada kedamaian di lingkungan yang tenang ini.
Penceritaan para novelis dapat dianggap hangat dan ekspresif secara emosional. Sangat menyenangkan bahwa kedua karakter dalam cerita-cerita tersebut digambar dengan baik, tetapi hal penting yang perlu difokuskan adalah fakta bahwa kisah-kisah mereka dihargai, yang menambah kredibilitas mereka. Buku ini juga mencakup topik-topik tentang identitas, rasa memiliki, dan pencarian makna dan arti penting tentang manusia, lingkungan, dan dunia seni.
Namun demikian, rata-rata waktu membaca dalam buku ini agak lambat, yang membuat beberapa pembaca bertanya-tanya mengapa rata-rata alur buku ini begitu lambat. Selain itu, pendekatan ini juga membantu pembaca untuk memahami hubungan yang kompleks antara orang-orang di Book's Kitchen, terutama emosi dan interaksi antar manusia. Dengan mengadopsi novel 'Book's Kitchen', kita menerima pandangan tentang orang biasa yang berusaha mempertahankan ikatan sosial, terlepas dari kenyataan pahit yang ada, yang membuktikan bahwa cinta memiliki kekuatan. Ini adalah kisah yang mewujudkan gagasan tentang persatuan manusia, keindahan alam, dan kekuatan karya tulis.
Judul | Rating | Cerita & Ilustrasi | Tebal | Berat | Format | Tanggal Terbit | Dimensi | ISBN | Penerbit |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Judul:Book's Kitchen (Kim Jee-Hye) | Rating:4.9 | Cerita & Ilustrasi:Kim Jee-Hye | Tebal280 halaman | Berat: 0,2 kg | Format: Soft cover | Tanggal Terbit: 19 May 2024 | Dimensi: 20 x 13.2 cm | ISBN: 9786020677286 | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama |
Dapatkan buku ini di Marketplace maupun di Gramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar